Ketua IAI Malut Iksan Marsaoly, Tanggapi Alihfungsi PGM jadi RSUD Ternate
Ternatehariini – Pengalihfungsian Gedung Plaza Gamalama Modern (PGM) menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Ternate mendapat perhatian banyak pihak, salah satunya arsitek dan pemerhati tata kota.
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Maluku Utara, Iksan Marsaoly berpendapat bahwa, pengalihfungsian ini tidak layak karena gedung tersebut harus memenuhi berbagai aspek teknis dan regulasi yang kompleks.
Meskipun lokasi tersebut termasuk dalam zonasi pelayanan kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2012. Namun, rumah sakit seharusnya tidak berada di area padat aktivitas perdagangan, yang dapat mengganggu kedua fungsi tersebut.
“Karena pusat perdagangan dengan keramaian maupun kebisingan, sedangkan rumah sakit harusnya dengan area yang steril, membutuhkan ketenangan, membutuhkan aksesibilitas darurat, jangan sampai malah kehadiran rumah sakit menurunkan potensi nilai komersial kawasan perdagangan,” kata Iksan pada Ternatehariini.com Jumat 12 April 2025.
Iksan juga mengingatkan, perlunya kajian lingkungan dan peninjauan berbagai aspek pada gedung, agar sesuai dengan standar kesehatan, mulai peninjauan aspek arsitektural, struktural, hingga mekanikal dan elektrikal yang sesuai dengan standar dari Permenkes terkait rumah sakit.
Iksan, bahkan mempertanyakan tipe RSUD yang akan dibangun dan apakah kehadirannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, nilai historis lokasi tersebut, yang dulunya adalah Pasar Gamalama dan bisa jadi bangunan cagar budaya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil langkah yang tepat dalam mengelola gedung yang telah menghabiskan anggaran besar Rp 50 miliar dari APBD ini. Meskipun mendukung inisiatif kesehatan, Iksan mengingatkan, agar tidak menciptakan masalah baru, seperti limbah medis.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak 2020, ada kesulitan dalam memanfaatkan gedung ini, terutama karena desain arsitekturnya yang dianggap tidak realistis.
“Saya punya penelitian ilmiah yang mengkaji kegagalan pemanfaatan gedung ini dari sudut pandang arsitektur. Sejak 2020, sudah beberapa kali terjalin komunikasi dengan pihak ritel, namun selalu gagal. Bukan hanya, karena besarnya angka investasi, tapi juga karena kegagalan desain arsitektural yang terlalu banyak didominasi oleh ilusi bukan realitas,” tutupnya







