Perdana, CV Mitra Tuna Mandiri Ekspor Frozen Yellowfin Tuna Loin dengan Berat 25. 125,37 kg ke Vietnam
Ternatehariini – CV Mitra Tuna Mandiri telah melakukan ekspor Frozen Yellowfin Tuna Loin dengan total berat 25. 125,37 kilogram ke Vietnam, pada hari Kamis, 24 Juli 2025. Frozen Yellowfin Tuna Loin yang diekspor ini sebanyak dua kontainer dan nilai ekspor mencapai USD 191. 438,93.
Ekspor pertama ini tidak hanya sekedar pengiriman barang ke luar negeri, tetapi juga menandai dimulainya kembali aktivitas ekspor langsung melalui Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, setelah berhenti selama empat tahun sejak 2021.
CV Mitra Tuna Mandiri merupakan perusahaan yang telah beroperasi lama di bidang pengolahan hasil perikanan dengan fokus pada ekspor. Sejak tahun 2021, perusahaan ini rutin melakukan ekspor, namun dokumen pabean Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selalu diurus melalui Surabaya, sehingga barang dan tempat ekspor tercatat berasal dari luar Maluku Utara.
Kepala Kantor Bea Cukai Ternate menjelaskan bahwa, berkat kerjasama yang erat antara Bea Cukai Ternate, Balai Karantina Hewan, Ikan, Tumbuhan Provinsi Maluku Utara, serta Balai Pengawasan dan Penjaminan Mutu Hasil Perikanan Kota Ternate, untuk pertama kalinya dokumen PEB untuk ekspor disampaikan melalui Kantor Bea Cukai Ternate, sehingga secara resmi tercatat bahwa ekspor berasal dari Ternate, Maluku Utara.
“Ini adalah langkah strategis untuk mengembalikan identitas ekspor pada daerah asal yang sebenarnya,” ujarnya.
Dikataan, ekspor dilaksanakan melalui mekanisme pengangkutan lanjut, di mana barang dibawa dari Pelabuhan Ahmad Yani Ternate ke Surabaya sebelum dimuat ke kapal ekspor yang akan mengantarkan komoditas ke negara tujuan. Meskipun pengiriman akhir dilakukan melalui pelabuhan besar, identitas asal ekspor tetap terikat pada Maluku Utara.
“Kami meyakini bahwa potensi ekspor di Maluku Utara sangat besar, terutama di sektor perikanan. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen bersama kami, dan diharapkan dapat memotivasi pelaku usaha lain untuk menjelajahi pasar internasional,” kata Jaka Riyadi.
Tim Sinergi Ekspor Maluku Utara kini berfungsi sebagai penggerak utama dalam memperkuat kerja sama antar lembaga untuk membuka akses pasar global, khususnya untuk komoditas non-tambang seperti perikanan dan pertanian.
“Potensi besar di Maluku Utara perlu diolah menjadi nilai tambah yang nyata bagi daerah. Sinergi ini merupakan langkah awal menuju pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada ekspor yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Jaka Riyadi.
Ia berharap pencapaian ini dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha lokal untuk memanfaatkan pelabuhan di Maluku Utara sebagai jalur ekspor. “Dengan berbagainya sumber daya kelautan dan pertanian, Maluku Utara memiliki peluang untuk menjadi pemain utama dalam perdagangan ekspor nasional yang kompetitif,” tandasnya







