Aksi Mahasiswa di PT NKA: Suara untuk Lingkar Tambang Terabaikan
Ternateariini – Sejumlah pelajar dan mahasiswa asal Desa Mabapura, Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), menggelar aksi demonstrasi di area operasional PT Nusa Karya Arindo (NKA), Sabtu 23 Agustus 2025. Aksi ini berlangsung di sekitar Kali Nof, Desa Mabapura, sebagai bentuk protes terhadap minimnya kepedulian perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang.
Koordinator lapangan aksi, Narki, dalam orasinya menyatakan bahwa PT NKA telah mengabaikan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar tambang.
Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci pembangunan masa depan, dan mendesak perusahaan agar serius memperhatikan nasib pelajar dan mahasiswa asal daerah lingkar tambang.
“Kami dari pelajar dan mahasiswa menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk bangkit memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat lingkar tambang,” ujar Narki.
Ia menyoroti kesulitan ekonomi yang dihadapi pelajar dan mahasiswa dari Mabapura yang menempuh pendidikan di luar daerah, terutama di Kota Ternate. Biaya hidup yang tinggi dan fasilitas tempat tinggal yang minim menjadi beban tambahan bagi mereka.
“Saat ini kami tinggal di kos-kosan dengan biaya hidup yang mahal dan fasilitas yang tidak memadai. Kami mendesak PT NKA segera membangun asrama mahasiswa untuk mendukung kelangsungan pendidikan kami,” tegasnya.
Narki juga mengutip Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya Pasal 95 ayat (1), yang mewajibkan pemegang IUP dan IUPK untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Menurutnya, ketentuan ini kerap diabaikan oleh perusahaan tambang yang lebih mementingkan keuntungan.
“Kami menuntut agar PT NKA bersama pemerintah bertanggung jawab meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan masyarakat lingkar tambang, bukan hanya sekadar membayar royalti dan kompensasi,” tegas Narki.
Ia menambahkan, perjuangan ini bukan semata-mata untuk kepentingan pelajar dan mahasiswa saat ini, tetapi demi masa depan generasi berikutnya yang lebih baik, adil, dan sejahtera. “Alih-alih memberdayakan masyarakat setempat, investasi tambang justru memperlebar jurang kesenjangan dan merusak lingkungan hidup,” pungkasnya. (Ngelo)







