Ketegangan di Depan DPRD Ternate: Ketika Aksi Mahasiswa Berubah Jadi Bentrok
Ternatehariini – Aksi demonstrasi yang digelar ratusan mahasiswa di depan Kantor DPRD Kota Ternate pada Senin, 1 September 2025, berujung bentrok. Suasana yang awalnya berjalan kondusif berubah menjadi ricuh ketika aparat keamanan berusaha membubarkan massa sekitar pukul 14.47 WIT.
Berdasarkan pantauan langsung TernatehariIni.com di lokasi, ketegangan mulai meningkat, saat massa aksi memaksa masuk ke area Kantor DPRD.
Aparat kepolisian yang telah bersiaga mencoba menghalau massa dengan cara mendorong mereka mundur, yang kemudian memicu bentrok antar mahasiswa dan aparat.
Dalam aksi yang merupakan bagian dari gelombang protes mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah tersebut, lima orang mahasiswa sempat diamankan oleh polisi. Namun, meski telah dipukul mundur, demonstrasi tetap berlanjut.
Meski sempat dilakukan hearing antara perwakilan mahasiswa, Gubernur Maluku Utara Sherly Laos, dan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMII), situasi tetap memanas hingga sore hari, sekitar pukul 17.25 WIT, bentrokan kembali pecah. Dalam kericuhan lanjutan itu, sembilan mahasiswa kembali diamankan oleh aparat.
Menurut Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, pihaknya telah mencoba menjalin komunikasi dengan para pengunjuk rasa. Namun, menurutnya, mahasiswa bersikukuh menolak untuk berdialog dengan siapa pun dan hanya menginginkan untuk menduduki Kantor DPRD Kota Ternate.
“Kami sudah berusaha menjalin komunikasi, tapi mereka bilang tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Mereka hanya ingin menduduki kantor DPRD,” ujar Kapolres.
Bentrok, kata Anita, dipicu oleh pelemparan batu yang dilakukan oleh sebagian massa aksi ke arah petugas. Akibat kejadian tersebut, tiga anggota kepolisian mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Situasi terakhir masih dalam pantauan ketat aparat keamanan, dan proses identifikasi terhadap mahasiswa yang diamankan sedang dilakukan.







