Rasa Tak Biasa dari Pantai Melenia: Ikan Julung Fufu Cokelat yang Mencuri Perhatian
Ternatehariini — Di antara semilir angin pantai UMKM Melenia dan deretan tenda lomba yang ramai, aroma asap ikan tiba-tiba bersatu dengan wangi manis cokelat.
Paduan itu terasa asing, nyaris janggal—namun justru itulah awal dari kejutan yang mencuri perhatian semua yang hadir di ajang Lomba Masak Serba Ikan Kabupaten Halmahera Selatan, Kamis 2 Oktober 2025.
Dari sekian banyak sajian berbasis ikan yang dipamerkan hari itu, satu menu tampil paling berani: Ikan Julung Fufu Cokelat.
Kuliner khas Bacan yang biasanya identik dengan rasa smoky khas ikan asap, kini bertransformasi lewat tangan-tangan kreatif ibu-ibu PKK Kecamatan Bacan Selatan—berbaur dengan cokelat batang, telur, mentega, susu, dan tepung.
Tak butuh waktu lama. Saat suapan pertama menyentuh lidah, para juri dan tamu undangan seperti diam sejenak, mengolah sensasi rasa yang tak lazim namun memikat: gurih ikan asap yang kuat tiba-tiba melunak oleh manisnya cokelat, menciptakan lapisan rasa yang lembut, sedikit smoky, dan mengejutkan.
“Kombinasi rasa ikan julung fufu dengan cokelat sangat unik dan berpotensi menjadi daya tarik wisata kuliner Halmahera Selatan,” ujar Wakil Bupati Halsel, Helmi Umar Muchsin, usai mencicipi kuliner.
Pujian serupa datang dari Ketua GOW Halsel, Mardiana Helmi, serta Ketua TP-PKK Halsel, Rifa’at Al-Sa’adah Bassam, yang menyebut kreasi ini sebagai inovasi cerdas dari dapur PKK Bacan Selatan. Menurut mereka, menu ini bukan hanya soal rasa, tapi juga simbol bahwa kuliner bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas.
Di balik dapur lomba, nama Yunita Kuilim muncul sebagai salah satu sosok kreatif yang meracik ide ini. Dengan senyum penuh antusias, ia menjelaskan bagaimana menu ini sebenarnya sederhana dan bisa dibuat siapa saja.
“Cukup ikan fufu, mentega, telur, cokelat batang, susu kaleng, dan rempah sederhana. Lalu dikukus, dan lahirlah rasa baru yang memikat” kata Yunita.
Lebih dari Sekadar Menu Lomba
Namun Ikan Julung Fufu Cokelat bukan sekadar eksperimen lomba. Di balik keunikan rasa, terselip niat besar: menjadikan kuliner sebagai alat edukasi gizi. Menu ini, menurut PKK Bacan Selatan, akan dibawa masuk ke dalam program gizi seimbang bagi balita—sebagai upaya nyata menekan angka stunting di wilayah mereka.
“Kalau dikembangkan lebih lanjut, ini bukan hanya bisa menarik wisatawan, tapi juga mendongkrak ekonomi daerah,” kata Wakil Bupati Helmi.
Halmahera Selatan, lewat tangan-tangan para ibu dari Bacan Selatan, sekali lagi membuktikan bahwa tradisi tak harus kaku. Inovasi bisa tumbuh dari akar budaya, selama ada keberanian mencoba dan imajinasi yang tak dibatasi rasa takut gagal.
Dan hari itu, di Pantai UMKM Melenia, sebuah jejak baru dalam dunia kuliner tercipta—bukan hanya untuk memuaskan rasa, tapi juga untuk mengangkat cerita, identitas, dan harapan.







