Tiga Proyek Perubahan PKN II Diluncurkan Wali Kota Ternate
Ternatehariini – Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, secara resmi meluncurkan tiga proyek perubahan hasil gagasan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XIII BPSDM Provinsi Jawa Barat, di Bela Hotel 3 November 2025 .
Tiga reformer yang melahirkan proyek perubahan tersebut masing-masing adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Muhlis Djumadil dengan program Si Pintar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rus’an M. Nur Taib dengan program Spirit Mandiri, dan Kasatpol PP Fhandy Tumina dengan program Cekatan.
Dalam paparannya, Muhlis Djumadil menjelaskan bahwa Si Pintar, merupakan proyek perubahan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan berbasis kolaborasi sekolah dan komunitas.
“Launching ini juga menandai terbentuknya komunitas Si Pintar yang terdiri dari 15 anggota di tiga sekolah percontohan,” ungkap Muhlis.
Ia berharap proyek ini menjadi langkah awal pemerataan layanan pendidikan hingga ke wilayah-wilayah terluar Kota Ternate seperti Hiri, Moti, dan Batang Dua.
Sementara itu, Rus’an M. Nur Taib melalui proyek Spirit Mandiri, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pengendalian ruang kota.
“Banyak warga belum memahami batas wilayah yang boleh dibangun atau tidak. Karena itu, kami libatkan masyarakat agar ikut mengawasi, mencegah pelanggaran, dan mensosialisasikan pola ruang di Ternate,” jelasnya.
Program ini diharapkan menjadi gerakan kolektif menjaga tata ruang yang berkelanjutan dan tertib.
Kasatpol PP Ternate, Fhandy Tumina, melalui proyek Cegah dan Deteksi Dini Ketertiban atau Cekatan, menghadirkan pendekatan baru dalam menjaga ketertiban masyarakat.
“Proper ini melahirkan dasar bagi peraturan wali kota (Perwali) yang mengatur pencegahan dini pelanggaran ketertiban. Kami juga akan berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk implementasinya,” ujar Fhandy.
Ia menambahkan, lurah akan diberikan kewenangan lebih besar untuk mengantisipasi potensi gangguan ketertiban di tingkat RT dan RW, termasuk kegiatan masyarakat seperti pesta ronggeng.
Wali Kota M. Tauhid Soleman menegaskan bahwa proyek perubahan bukan sekadar dokumen atau ide, tetapi harus diwujudkan nyata dalam tindakan birokrasi sehari-hari.
“Saya tidak mau mendengar lagi ada bangunan di kali mati tanpa teguran, atau pedagang berjualan di atas trotoar dibiarkan. Kalau proper ini tidak bisa diimplementasikan, untuk apa dibuat?” tegasnya.
Ia juga meminta seluruh OPD menjadikan hasil proyek perubahan sebagai alat bantu mempercepat tugas pokok dan fungsi masing-masing, serta memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, yang juga menjadi mentor bagi peserta PKN II, menilai ketiga proyek tersebut memiliki benang merah yang sama — kolaborasi dan sinergi lintas sektor.
“Tidak ada perubahan besar lahir dari kerja individu. Semua keberhasilan datang dari kebersamaan dan kemauan keluar dari zona nyaman,” ujarnya.
Menurut Rizal, PKN II bukan sekadar pelatihan kepemimpinan, melainkan proses pembentukan karakter pemimpin adaptif yang mampu melahirkan solusi nyata bagi masyarakat.
Peluncuran tiga proyek perubahan ini diharapkan menjadi langkah awal reformasi birokrasi yang berdampak langsung pada masyarakat Kota Ternate. Melalui Si Pintar, Spirit Mandiri, dan Cekatan, Pemerintah Kota Ternate berkomitmen membangun tata kelola pemerintahan yang partisipatif, responsif, dan berorientasi hasil nyata.







