Ternate Hari ini
Beranda Ternate Setelah Lama Tertutup, Wisata Selam Hiri Dibuka untuk Model Berbasis Lokal

Setelah Lama Tertutup, Wisata Selam Hiri Dibuka untuk Model Berbasis Lokal

Gubernur Provinsi Maluku Utara, Sherly Tjoanda

Ternatehariini – Setelah bertahun-tahun menutup kawasan selam dari aktivitas wisata komersial, masyarakat Pulau Hiri akhirnya membuka ruang dialog untuk mengatur kembali pemanfaatan potensi bawah laut mereka.

Keputusan penting ini lahir melalui pertemuan antara warga, tokoh adat, dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, yang hadir langsung di pulau tersebut.

Selama ini, penutupan akses wisata dilakukan karena kekhawatiran terhadap eksploitasi sumber daya alam yang selama puluhan tahun dijaga ketat oleh masyarakat adat. Mereka menilai tekanan wisata bisa merusak keseimbangan ekologis yang menjadi penyangga hidup para nelayan.

Dalam dialog terbuka itu, tokoh adat Fanyira Soa Faudu menegaskan bahwa, aturan adat tetap menjadi pagar ekologis utama dalam pengelolaan wisata selam.

“Kalau Ibu Gubernur mau menyelam, kami terbuka. Tapi untuk umum harus ada batasan. Terutama saat Ramadan, harus tutup total karena di situ kami mencari rezeki dari laut,” ujar Fanyira disambut anggukan warga yang hadir.

Gubernur Provinsi Maluku Utara, Sherly Tjoanda menanggapi dengan menyatakan dukungan penuh, terhadap model pengelolaan wisata yang bertumpu pada masyarakat lokal. Ia menekankan bahwa potensi bawah laut Hiri dapat menjadi sumber ekonomi baru, namun tetap harus mengedepankan prinsip konservasi.

“Mulai dari guide, pemilik kapal, sampai pengelola peralatan harus berasal dari Hiri, supaya nilai ekonominya tinggal di masyarakat,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Maluku Utara akan menyalurkan satu paket lengkap peralatan diving yang dapat digunakan warga, untuk membangun kapasitas mereka sebelum pengelolaan wisata resmi dibuka secara terbatas.

Bantuan tersebut disambut positif masyarakat, yang selama ini khawatir akan tersisih dari proses pembangunan pariwisata. Kehadiran langsung Gubernur Sherly dinilai ikut meredakan kekhawatiran terkait potensi marginalisasi di tanah sendiri.

Kesepahaman antara pemerintah dan masyarakat adat ini menjadi titik awal babak baru pariwisata Pulau Hiri—sebuah wilayah yang hanya berjarak beberapa menit dari Kota Ternate, namun menyimpan kekayaan laut yang terjaga oleh kearifan lokal selama turun-temurun.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan