Ternate Hari ini
Beranda Pelayanan Publik Dinkes Ternate Gelar Pelatihan ANC, Persalinan, Nifas dan SHK untuk Bidan Puskesmas

Dinkes Ternate Gelar Pelatihan ANC, Persalinan, Nifas dan SHK untuk Bidan Puskesmas

Ternatehariini – Dinas Kesehatan Kota Ternate melaksanakan Pelatihan Antenatal Care (ANC), Persalinan, Nifas, dan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) selama lima hari, terhitung sejak 15 hingga 19 Desember 2025. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Majang, Kota Ternate.

Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 tenaga bidan dari 11 puskesmas yang berada di wilayah Kota Ternate. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sekaligus mendorong peningkatan cakupan persalinan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Fathiyah Suma, mengatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan merupakan salah satu langkah strategis dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

“Salah satu solusi efektif menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah meningkatkan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Di sisi lain, partisipasi dan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan juga sangat dibutuhkan,” ujar Fathiyah.

Ia menjelaskan, pelayanan ANC dilakukan untuk mempersiapkan calon ibu agar siap menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifas, serta memastikan bayi terlindungi dari risiko infeksi. Dokter dan bidan dituntut mampu memberikan pelayanan ANC yang berkualitas, melakukan deteksi dini melalui skrining, menegakkan diagnosis, memberikan tatalaksana, serta melakukan rujukan bila diperlukan.

“Pelayanan ANC yang baik akan berkontribusi langsung terhadap penurunan angka kematian maternal dan neonatal,” jelasnya.

Sementara Muh Asri, Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Ternate menambahkan, pada tahun 2016 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi pelayanan antenatal, yang bertujuan memberikan pengalaman kehamilan dan persalinan yang positif (positive pregnancy experience), sekaligus menekan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. Rekomendasi tersebut mencakup pelayanan klinis, pemberian informasi yang relevan dan tepat waktu, serta dukungan emosional bagi ibu hamil.

Seluruh layanan tersebut, lanjutnya, harus diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten secara klinis dan memiliki keterampilan interpersonal yang baik. Salah satu rekomendasi WHO adalah pemeriksaan ANC pada ibu hamil normal dilakukan minimal enam kali, dengan sedikitnya dua kali kontak dengan dokter untuk skrining faktor risiko dan komplikasi kehamilan pada trimester pertama serta skrining risiko persalinan pada trimester ketiga.

Selain pemeriksaan ANC dan persalinan di fasilitas kesehatan, pada masa nifas juga dilakukan pengambilan sampel SHK pada bayi baru lahir usia 48–72 jam. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan hipotiroid kongenital.

Berdasarkan data Dinkes Kota Ternate tahun 2024, cakupan kunjungan ibu hamil K6 mencapai 96 persen, persalinan di fasilitas kesehatan mencapai 100 persen, sementara cakupan pemeriksaan SHK baru mencapai 70 persen.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di puskesmas semakin meningkat, sehingga kualitas pelayanan KIA, termasuk pemeriksaan SHK, dapat terus ditingkatkan,” tutup Fathiyah.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan