Ternate Hari ini
Beranda Publik SEMUT Dorong Ekspor Non-Tambang Maluku Utara Lewat Sinergi Antar Instansi

SEMUT Dorong Ekspor Non-Tambang Maluku Utara Lewat Sinergi Antar Instansi

Ternatehariini – Tim Sinergi Ekspor Maluku Utara (SEMUT) terus mengakselerasi langkah strategis guna mendorong pertumbuhan ekspor komoditas non-tambang di wilayah tersebut. Hal ini terungkap dalam pertemuan lintas instansi yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Rabu 13 Agustus 2025.

Pertemuan ini mempertemukan sejumlah pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bea Cukai, Badan Karantina, hingga perwakilan dari PT Pelni, Pelindo, dan Garuda Indonesia. Forum tersebut menjadi ruang diskusi penting untuk mengurai berbagai tantangan yang selama ini menghambat kelancaran ekspor.

Fokus utama forum terletak pada penyelarasan sektor logistik dan regulasi, dua aspek yang kerap menjadi hambatan bagi pelaku usaha lokal dalam menembus pasar ekspor. Melalui sinergi antar-lembaga, SEMUT menargetkan terbentuknya ekosistem ekspor yang lebih kokoh, efisien, dan berkelanjutan.

Kepala Bea Cukai Ternate, Jaka Riyadi, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ekspor non-tambang di Maluku Utara. Ia mengungkapkan, jumlah eksportir non-tambang di wilayah tersebut masih sangat terbatas.

“Berdasarkan data, saat ini jumlah eksportir non-tambang di Maluku Utara baru mencapai lima perusahaan. Jumlah ini tidak sebanding dengan potensi besar yang kita miliki. Kita harus bekerja sama mendorong lahirnya lebih banyak eksportir baru,” tegas Jaka.

Dalam rangka menumbuhkan jumlah eksportir, SEMUT juga tengah menggencarkan program identifikasi dan pembinaan pelaku usaha potensial. Langkah ini diharapkan dapat membuka jalan bagi UMKM lokal untuk menembus pasar ekspor dan memperluas kontribusi sektor non-tambang terhadap perekonomian daerah.

Dengan sinergi yang semakin kuat dan bertambahnya jumlah eksportir, Maluku Utara menatap masa depan dengan optimisme. Diversifikasi ekonomi menjadi tujuan utama, guna mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan yang selama ini mendominasi.

Kolaborasi strategis melalui SEMUT diyakini akan menjadi motor penggerak utama dalam menjadikan Maluku Utara sebagai salah satu pusat ekspor komoditas non-tambang yang berdaya saing tinggi di kawasan timur Indonesia.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan