Pedagang Ogah Naik, Lantai Dua Pasar Sabi-Sabi Mati Suri
Ternatehariini – Sejumlah fasilitas pasar di Kota Ternate, khususnya pada lantai dua Pasar Sabi-Sabi, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, hingga kini masih belum difungsikan secara optimal. Lapak dagang yang telah dibangun sejak tahun 2019 itu dibiarkan kosong tanpa aktivitas pedagang. Kondisi ini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk para pedagang yang aktif di pasar.
Salah satu pedagang, Nusrina, mengungkapkan bahwa area lantai dua sudah lama tidak ditempati. Ia menyebutkan, kurangnya pengunjung yang naik ke lantai dua menjadi alasan utama para pedagang enggan berjualan di sana.
“Tempat itu sudah lama kosong. Orang jarang naik ke lantai dua untuk belanja, jadi pedagang malas menempati,” ujar Nusrina saat ditemui di Pasar Sabi-Sabi, Jumat 5 September 2025.
Nusrina menyayangkan pembiaran yang terjadi selama bertahun-tahun. Ia menilai, fasilitas pasar yang sudah dibangun seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Ternate.
“Tapi kalau tidak difungsikan, maka sangat disayangkan. Apalagi ini sudah bertahun-tahun dibiarkan kosong,” tuturnya.
Ia juga menyarankan agar Pemerintah Kota, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), lebih aktif mengambil langkah strategis untuk menarik minat pedagang.
“Seharusnya Disperindag punya strategi. Bukan hanya membangun, tapi juga memikirkan bagaimana cara agar pedagang tertarik untuk berjualan di sana, atau mungkin bisa dimanfaatkan untuk hal lain supaya tidak dibiarkan begitu saja,” tambah Nusrina dengan nada kecewa.
Sementara, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi terhadap area pasar yang hingga kini belum digunakan secara maksimal.
“Kita akan evaluasi, apakah akan dimanfaatkan secara permanen oleh pedagang, atau digunakan untuk keperluan lain,” ujar Tauhid.
Ia menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada wacana untuk menjadikan area kosong tersebut sebagai rumah makan. Namun, rencana itu belum terealisasi karena perlu dikaji lebih lanjut dari sisi investasi dan kelayakan pemanfaatannya.
“Memang sempat ada wacana untuk dimanfaatkan sebagai rumah makan, tapi semua ini tetap dilihat dari aspek investasi dan kebutuhan,” pungkas Tauhid.







