Ternate Hari ini
Beranda Publik Mahasiswa Teknik UMMU Tolak Pencalonan Wakil Rektor II Jadi Rektor

Mahasiswa Teknik UMMU Tolak Pencalonan Wakil Rektor II Jadi Rektor

Ternatehariini — Suasana politik kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) memanas menjelang pemilihan rektor baru.

Senat Mahasiswa Fakultas Teknik (SEMA Fatek) secara tegas menyatakan penolakan terhadap pencalonan Wakil Rektor II UMMU yang kembali maju sebagai calon rektor periode mendatang.

Penolakan ini disampaikan melalui pernyataan sikap resmi yang dibacakan oleh Ketua Komisi I SEMA Fatek, Arifin Ade Putra, pada Rabu 15 Oktober 2025.

Ia menegaskan bahwa, keputusan tersebut didasarkan pada hasil kajian internal yang menyoroti lemahnya transparansi keuangan kampus, selama dua periode kepemimpinan sang calon.

“Selama dua periode menjabat, kita melihat tidak ada perubahan signifikan dalam sistem keuangan kampus. Justru muncul ketidakjelasan dalam transparansi penggunaan dana dan kebijakan yang cenderung merugikan mahasiswa,” ujar Arifin.

Menurut SEMA Fatek, berbagai kebijakan terkait pengelolaan dana kampus, pembayaran mahasiswa, hingga alokasi anggaran kegiatan dinilai tidak mencerminkan prinsip keadilan dan keterbukaan.

Mereka menilai bahwa figur lama dengan rekam jejak pengelolaan keuangan yang buruk justru menjadi langkah mundur bagi UMMU yang sedang berupaya memperbaiki kredibilitasnya sebagai kampus Islam berkemajuan.

Dalam pernyataannya, SEMA Fatek mendesak Panitia Pemilihan Rektor (PPR) agar mempertimbangkan aspek integritas, rekam jejak, dan moralitas dalam proses seleksi calon pimpinan universitas.

“Kampus bukan ladang kekuasaan, melainkan rumah bagi pencerdasan umat. Jika calon rektor justru memiliki catatan buruk dalam pengelolaan dana dan kebijakan, maka kami menolak keras keterlibatan figur tersebut dalam proses kepemimpinan selanjutnya,” tegas Arifin.

Lebih lanjut, mereka juga meminta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara untuk turun tangan meninjau ulang proses pencalonan, agar tidak memberi ruang bagi figur yang dianggap gagal menjaga transparansi dan akuntabilitas.

Rilisan sikap tersebut ditutup dengan seruan kepada seluruh civitas akademika UMMU, untuk bersatu menolak praktik pragmatisme politik kampus dan memperjuangkan kepemimpinan yang jujur, amanah, serta berpihak pada kepentingan mahasiswa.

“Kami tidak menolak individu, tetapi menolak kegagalan dan ketidaktransparanan. UMMU butuh pemimpin baru yang bersih, visioner, dan mampu membawa perubahan nyata,” tulis pernyataan bersama Pengurus SEMA Fatek UMMU.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan