Petani Fayaul: Laut Berubah Warna, Rumput Laut Rusak Akibat Aktivitas PT JAS
Ternatehariini —Aktivitas PT Jaya Abadi Semesta (JAS) tidak hanya berdampak terhadap petani padi, tetapi juga dirasakan oleh sejumlah petani budidaya rumput laut asal Desa Fayaul, Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur.
Mereka mengeluhkan dugaan pencemaran limbah di perairan sekitar desa yang memengaruhi hasil produksi rumput laut selama dua tahun terakhir.
Para petani menilai aktivitas bongkar muat di jetty perusahaan menjadi penyebab utama penurunan kualitas air laut yang berdampak pada budidaya rumput laut.
“Kondisi air laut diduga tercemar akibat aktivitas bongkar muat di Jetty PT JAS. Rumput laut menghitam, membusuk, dan mati sebelum masa panen,” ujar Sudin, Senin 17 November 2025.
Bibit Unggul Tidak Mampu Lawan Kondisi Laut Tercemar
Sudin menjelaskan bahwa, pemerintah provinsi Maluku Utara melalui instansi terkait telah menyalurkan bibit unggul rumput laut beberapa waktu lalu. Namun kualitas bibit tersebut tidak dapat mengimbangi dampak pencemaran yang terus berlangsung.
“Bibitnya bagus, tetapi kalau aktivitas perusahaan di Jetty PT JAS terus berjalan seperti ini, pertumbuhan dan produksi rumput laut tetap menurun,” keluhnya.
Mereka juga menyayangkan, sikap PT JAS yang dinilai mengabaikan nasib mereka. Menurut mereka, aktivitas tambang serta bongkar muat ke kapal tongkang, mengakibatkan perubahan warna air laut yang kemudian merusak rumput laut.
“Kami seperti tidak dianggap. Padahal sama-sama terdampak, tapi hanya petani Desa Nanas yang dapat ganti rugi dengan alasan ring satu, sementara Fayaul dan Nanas itu desa tetangga,” tegas petani rumput laut lainnya.
Meski begitu, mereka turut menyoroti Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Halmahera Timur dengan PT Alam Raya Abadi (PT ARA) dan PT JAS beberapa bulan lalu di Kantor Camat Wasile. Mereka menilai persoalan yang dialami petani Fayaul, tidak disinggung sama sekali.
“Kami kecewa dengan wakil rakyat. Bilangnya dengar aspirasi rakyat, tapi masalah Fayaul tidak disebut. Seolah-olah kami ini tidak ada,” ujar mereka.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak PT Jaya Abadi Semesta belum memberikan keterangan, terkait dugaan pencemaran perairan laut di sekitar Desa Fayaul.







