Sembilan Jam Boikot Jalan Masuk Jetty PT JAS, Perjuangan Warga Fayaul Berlanjut Besok
Ternatehariini – Warga Desa Fayaul, Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, yang tergabung dalam Aliansi Petani Budidaya Rumput Laut (APBRL), menggelar aksi unjuk rasa di area Jetty PT Jaya Abdi Semesta (PT JAS) di Desa Nanas, Sabtu November 2025.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk tuntutan, agar manajemen PT JAS bertanggung jawab atas dugaan pencemaran limbah tambang yang menyebabkan kerusakan rumput laut dan gagal panen para petani.
Situasi sempat memanas ketika massa aksi berdebat dengan Humas PT JAS, Sugarladin Jangaopa, yang dinilai tidak mampu menghadirkan manajemen perusahaan untuk melakukan hearing terbuka bersama warga di lokasi aksi.
Akibat ketidakhadiran pihak manajemen, warga memutuskan memblokade pintu masuk Jetty selama sembilan jam, menghentikan aktivitas bongkar muat perusahaan.
“Pimpinan kami masih berada di luar daerah. Beliau berpesan akan bertemu warga Fayaul setelah kembali,” ujar Sugarladin.
Namun, massa tetap bersikeras meminta perwakilan resmi perusahaan hadir di lokasi dan menandatangani kesepakatan secara tertulis disaksikan oleh Kapolsek Wasile, Kapolsek Wasile Selatan, dan perwakilan APBRL.
Korlap aksi, Julfian Wahab, menegaskan bahwa kesepakatan tertulis menjadi syarat bagi warga untuk membuka blokade.
“Jika hari ini Kepala Teknik Tambang PT JAS, Pak Wiro, tidak berada di tempat, maka pihak perusahaan melalui Humas harus membuat kesepakatan tertulis bersama warga,” tegasnya.
Ia menambahkan, kesepakatan tersebut menjadi dasar dalam pertemuan lanjutan bersama manajemen.
“Jika tidak ada kesepakatan tertulis, warga tetap akan memboikot pintu masuk Jetty hingga ada penjelasan resmi dari perusahaan,” kata Julfian.
Menurut Julfian, berkat mediasi Kapolsek Wasile Selatan Ipda Fachry Bamatraf dan Kapolsek Wasile AKP Mus Senen, perwakilan warga akhirnya dapat bertemu dengan Afan, wakil teknik tambang PT JAS, di kantor perusahaan.
“Awalnya warga ingin hearing terbuka, tetapi atas masukan pihak kepolisian, kami dipertemukan dengan wakil teknik tambang untuk menyampaikan tuntutan,” tuturnya.
Julfian menjelaskan bahwa perjuangan warga belum selesai. Mereka telah menerima surat dari manajemen PT JAS yang menyatakan bahwa pertemuan lanjutan akan digelar besok, Minggu 23 November 2025) bersama Kepala Teknik Tambang PT JAS.
“Setelah menerima surat tersebut, warga sepakat membuka blokade pintu masuk Jetty. Namun sikap kami tetap sama, jika tuntutan tidak diakomodasi, aksi akan berlanjut,” tandasnya.







