Tindak Lanjut Ranwal RPJMD, Bapemperda DPRD Ternate Libatkan Akademisi hingga Tim Pendamping
Ternatehariini- Bapemperda DPRD Kota Ternate dan Bappelitbangda menggelar rapat dengan melibatkan Tim Pendamping Penyusun RPJMD Tahun 2025-2029 di Kantor DPRD, Selasa 20 Mei 2025.
Ketua Bapemperda DPRD Kota Ternate, Nurlela Syarif menyatakan bahwa, Bapemperda telah menggelar pertemuan dengan Bapelitbangda, sebagai pembuat perencanaan Ranwal RPJMD Kota Ternate.
Dalam rapat tersebut, dengan komposisi tim yang melibatkan para akademisi dan tim penyusunan RPJMD, yang memiliki gagasan kritis, untuk menjadi dasar bagi kelanjutan program Ternate Andqlqn Jilid II, di bawah pemerintahan Tauhid Soleman dan Nasri Abubakar.
Nurlela menyebutkan, ada beberapa isu diangkat terkait dengan tekline Ternate sebagai Kota Rempah. Namun konsep Ternate sebagai kota rempah tidak hanya mencakup aspek rempah-rempah, tetapi juga nilai etos, etika, dan sifatnya yang khas sebagai kota rempah, di mana semangat dan energi Ternate ke depan dapat diimplementasikan.
Meski begitu, kata Nurlela, sampai saat ini, Bapemperda belum melihat keseriusan Pemkot Ternate alam membahas RPJMD khususnya, mengenai tiga kecamatan di pulau terluar, sehingga perlunya perhatian pemerintah, untuk mengembangkan tiga kecamatan di pulau terluar dalam lima tahun ke depan. Misalnya, Kecamatan Pulau Dua diharapkan menjadi pusat perikanan, Moti untuk pertanian, dan Hiri sebagai tujuan wisata.
“Dari perspektif kami, ada beberapa poin penting yaitu Ternate mandiri dan Ternate berkeadilan, di mana tiga wilayah terluar tersebut perlu dikembangkan dalam lima tahun mendatang.Selain itu, juga menyoroti KLHS untuk Kota Ternate kedepan. Jadi kita akan adopsi, sehingga paling tidak, problem lingkungan, perubahan iklim, air bersih, pengelolaan sampah dan daya dukung dan daya tampung yang perlu menjadi pertimbangan,” kata Nurlela.
Sementara, Ketua Tim Pendamping penyusun RPJMD Kota Ternate, Dr.Insinyur Husnulah Pangeran mengatakan, RPJMD ini adalah langkah awal untuk menyusun dokumen regulatif.
“Dalam pembangunan, penting untuk mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki, seperti potensi alam, budaya, dan gagasan tentang kota rempah,” katanya.
Namun, ada batasan yang perlu diperhatikan, seperti daya dukung dan tampung. Sebab, Kota Ternate menghadapi risiko bencana dan perubahan iklim, serta masalah pencemaran dan berkurangnya hutan.
Batasan lainnya adalah kemampuan anggaran daerah yang terbatas. Meski banyak keinginan, namun perlu mempertimbangkan hal yang menjadi prioritas dalam RPJMD.
“Kita berharap, kedepan apa yang telah dibiayai merupakan, hal yang benar-benar menjadi prioritas demi kesejahteraan warga Kota Ternate lima tahun depan,” pungkasnya. (Ay)







