Proyek Jalan Hotmix Desa Maidi Disorot: Baru Selesai, Sudah Rusak di Sejumlah Titik
Ternatehariini – Proyek pembangunan jalan hotmix di Desa Maidi, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, yang dikerjakan oleh CV Pilar Nusantara Prima dengan anggaran Rp 7,37 miliar, kini menuai sorotan. Jalan yang baru saja selesai dibangun tersebut mengalami kerusakan pada beberapa titik, mulai dari retakan, lubang, genangan air saat hujan, hingga kerusakan pada bagian tepi jalan.
Ketua Pemuda Desa Maidi, Sahrul Muhammad, menyebut kondisi ini sebagai bukti dugaan pengerjaan yang tidak profesional oleh kontraktor. Ia menilai kualitas pekerjaan tidak sebanding dengan nilai kontrak yang mencapai miliaran rupiah.
“Fenomena ini menunjukkan adanya dugaan kerja asal-asalan. Tidak ada alasan yang dapat diterima untuk proyek sebesar ini namun hasilnya seperti proyek biasa-biasa saja,” ujar Sahrul dalam keterangan resminya, Jumat 5 Desember 2025.
Ia juga menduga penggunaan material berkualitas rendah serta pengabaian terhadap spesifikasi teknis dalam proses pengerjaan.
Sahrul menilai CV Pilar Nusantara Prima telah mengecewakan masyarakat. Menurutnya, perusahaan terlihat lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek dibanding kualitas hasil pekerjaan.
“Wajar jika masyarakat marah. Setiap retakan dan lubang bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga mengancam keselamatan dan merugikan perekonomian lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa proyek tersebut seharusnya menjadi infrastruktur penting yang mendorong pembangunan desa, namun kini justru berubah menjadi simbol pemborosan anggaran.
Sahrul juga menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah daerah dan dinas teknis terkait. Ia mempertanyakan apakah pihak pengawas terlalu bergantung pada laporan administrasi kontraktor, tanpa melakukan inspeksi lapangan secara menyeluruh.
“Bagaimanapun, pengawasan yang lemah membuka peluang bagi kontraktor untuk melakukan malpraktik,” katanya.
Ia mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk turun tangan. Jika terbukti terjadi manipulasi material atau pelanggaran standar teknis, Sahrul meminta agar kontraktor diberikan sanksi tegas, termasuk kemungkinan masuk dalam daftar hitam.
“Tidak cukup hanya menambal lubang. Pekerjaan harus sesuai kontrak awal: hotmix berkualitas, bukan material murahan,” ujarnya.
Masyarakat Desa Maidi disebut menginginkan agar proyek tersebut dievaluasi secara total. Jika perlu, jalan dibongkar dan dikerjakan ulang dengan pengawasan ketat.
“Desa Maidi berhak mendapatkan jalan yang layak dan aman, bukan jalan yang menjadi simbol kegagalan dan kelalaian,” tutup Sahrul.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor maupun dinas terkait belum memberikan tanggapan atas keluhan warga tersebut.







