Modal Awal Kuat Rizal Marsaoly, Survei Baca Arah Kontestasi Pilkada Ternate 2030
Ternatehariini – Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) HalmaheraPost merilis hasil survei periode November–Desember 2025 yang memotret peta awal figur potensial Bakal Calon Wali Kota Ternate pada Pilkada 2030.
Hasil survei menunjukkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate, Rizal Marsaoly, menempati posisi teratas dari sisi popularitas dan tingkat kesukaan (likeabilitas) publik.
Survei tersebut melibatkan 400 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error ±5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Litbang HalmaheraPost, Jufri Abubakar, menjelaskan bahwa pada fase awal kontestasi politik, popularitas dan likeabilitas merupakan modal elektoral yang krusial bagi figur yang berpotensi maju.
“Rizal Marsaoly mencatat tingkat popularitas sebesar 89 persen dan likeabilitas 85 persen. Kombinasi ini menempatkannya sebagai figur dengan modal elektoral awal paling solid dalam peta sementara Pilkada Ternate 2030,” ujar Jufri dalam rilis resmi yang diterima Ternatehariini.com , Senin15 Desember 2025.
Menurut Litbang HalmaheraPost, tingginya tingkat pengenalan publik terhadap Rizal tidak hanya dipengaruhi oleh posisinya sebagai Sekda Ternate, tetapi juga oleh persepsi positif masyarakat terhadap kinerja dan citra personalnya sebagai birokrat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Ternate Nasri Abubakar mencatat popularitas 70 persen dengan likeabilitas 61 persen. Litbang menilai masih terdapat jarak antara tingkat pengenalan dan penerimaan publik terhadap Nasri.
Figur lainnya, Zulkifli Umar, memperoleh popularitas 68 persen dan likeabilitas 60 persen. Stabilitas persepsi publik terhadap Zulkifli dinilai ditopang oleh basis ideologis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta rekam jejaknya sebagai anggota DPRD Kota Ternate dan DPRD Provinsi Maluku Utara selama dua periode.
Ketua DPW Partai NasDem Maluku Utara, Husni Bopeng, mencatat popularitas 60 persen dan likeabilitas 48 persen. Pengaruh Husni dinilai cukup kuat, khususnya di kalangan perempuan, namun belum sepenuhnya terkonversi menjadi kedekatan emosional dengan pemilih akar rumput.
Adapun Nurlela Syarif, anggota DPRD Kota Ternate tiga periode, mencatat popularitas 53 persen dan likeabilitas 47 persen. Sementara mantan Ketua DPRD Kota Ternate periode 2019–2024, Muhajirin Baylusi, mencatat popularitas 57 persen dan likeabilitas 48 persen.
Nama lain yang masuk dalam peta survei adalah Abubakar Abdullah, mantan Sekretaris DPRD Provinsi Maluku Utara, dengan popularitas 63 persen dan likeabilitas 52 persen. Litbang menilai figur berlatar belakang birokrasi ini berada pada kategori potensi elektoral menengah dengan peluang penguatan citra yang masih terbuka.
Sementara itu, politisi senior sekaligus mantan Ketua KONI Maluku Utara, Djasman Abubakar, mencatat popularitas 50 persen dan likeabilitas 42 persen, dengan basis pengenalan yang masih terkonsentrasi pada komunitas tertentu.
Secara umum, Litbang HalmaheraPost menyimpulkan bahwa jabatan birokrasi dan eksekutif aktif masih menjadi faktor dominan dalam membentuk tingkat popularitas awal figur. Namun, perbedaan antara popularitas dan likeabilitas menunjukkan bahwa tingkat pengenalan tidak selalu berbanding lurus dengan penerimaan publik.
“Peta ini masih sangat cair. Survei ini harus dibaca sebagai potret persepsi publik saat ini, bukan sebagai prediksi hasil Pilkada Ternate 2030,” tegas Jufri.




